Rating Kredit dan Penilaian Kredit yang Akurat

Literatur perilaku keuangan berfokus pada dampak sentimen investor pada nilai yang mendasari saham individu. Efisiensi juga dapat meningkatkan kinerja, karena hal itu menyiratkan penurunan biaya dan keterampilan operasional tingkat lanjut yang menjual keunggulan agresif perusahaan. Di sisi lain, leanness dapat merusak kinerja, karena membatasi fleksibilitas, menghambat kapasitas perusahaan untuk menanggapi perubahan organisasi dan pergeseran pasar. Demikian disampaikan Ainun Hertikasari, M.Acc., CA, yang merupakan dosen Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM) di Kampus Terpadu UWM pada Selasa (7/3).

Peringkat kredit dapat dilihat sebagai penghubung antara peminjam dan penerbit yang mengurangi asimetri informasi dalam sistem keuangan. melalui pandangan independen tentang kelayakan kredit. “Peringkat kredit yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit dirancang untuk mengabaikan guncangan ekonomi sementara dan oleh karena itu kecil kemungkinannya untuk berubah dalam jangka pendek dan juga dipastikan bahwa lembaga pemeringkat telah berfokus pada pengukuran risiko gagal bayar relatif dalam jangka waktu yang lama,” tambahnya.

Peringkat kredit dapat dilihat sebagai penghubung antara peminjam dan penerbit yang mengurangi asimetri informasi dalam sistem keuangan melalui pandangan independen terhadap kelayakan kredit. “Penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan berfokus pada hubungan antara rasio akuntansi tradisional dan peringkat kredit, sementara studi yang lebih baru termasuk manajemen laba, tanggung jawab sosial perusahaan, dan sewa operasi, kinerja lingkungan dan menilai struktur industri,” tutup beliau.

source: IG @humas.uwm

Bank Harus Hati-Hati Berikan Kredit dan Perketat Jaminan Resiko

Krisis global, terutama pandemi Covid-19, berdampak signifikan pada kinerja keuangan perbankan. Hal ini terlihat dari peningkatan non-performing loan (NPL) di beberapa bank. peningkatan NPL ini disebabkan oleh kontraksi ekonomi yang terjadi akibat pandemi. “Namun, seiring dengan upaya pemulihan ekonomi, NPL diharapkan bisa ditekan,” ujar Dosen Program Studi Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM) Wuku Astuti SE.

konsolidasi pasca krisi yang dilakukan dapat mengurangi NPL secara signifikan. dalam hal ini, bank-bank dapat melakukan restrukturisasi kredit dan menjual aset-aset yang kurang produktif. pengawasan terhadapt NPL menjadi sangat penting terutama di masa pandemi ini. “Bank-bank diharapkan melakukan mitigasi risiko dan melakukan manajemen aset secara efektif untuk mengurangi risiko kredit bermasalah,” tambah ketua Program Studi (Kaprodu) Akuntansi UWM ini.

Bank-bank dapat optimistis karena pemulihan ekonomi yang diikuti peningkatan permintaan kredit akan memberikan dampak positif pada kinerja keuangan. “Bank tetap harus berhati-hati dalam memberikan kredit dan memperketat manajemen risiko untuk menghindari risiko kredit bermasalah di masa depan,” jelas beliau.

dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh bank dalam menghadapi krisis global, diharapkan kinerja keuangan perbankan bisa semakin membaik. dalam hal ini, konsolidasi pasca krisis dan mitigasi risiko menjadi kunci penting dalam mengurangi NPL dan meningkatkan kinerja perbankan. diharapkan, dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, kinerja keuangan perbankan bisa kembali stabil.

source: laman Jawa Pos Radar Jogja

2 TIM Akuntansi UWM Melaju ke Semi Final Indonesia Business Management Network

2 Tim Akuntansi UWM Melaju ke Semi Final Indonesia Business Management Network
2 dari 6 tim yang dikirim oleh Universitas Widya Mataram (UWM) untuk perhelatan Indonesia Business Management Network Competition (BMN) berhasil melaju ke semifinal yang dilaksanakan pada Rabu (1/3). 2 tim kebanggaan UWM berhasil menyisihkan sekitar 200 tim lain pada babak sebelumnya hingga akhirnya berlaga di semifinal.

Terdapat dua jenis lomba yang meramaikan rangkaian acara BMN. Yang pertama adalah Business Case, tim UWM yang berhasil masuk ke semifinal untuk jenis lomba tersebut adalah Tim UWM 1, yang terdiri dari Marwah Padma Raya Hasibuan dan Fajrun. Mahasiswi dan mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UWM ini melaju ke final dengan judul “Dampak Mempertahankan Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Remaja Milenial pada Produk Scarlett Whitening”.

Perlombaan kedua adalah Business Creation, tim UWM yang berhasil melaju ke semifinal adalah Tim UWM 3 yang terdiri dari Kholifi dan Mariska Nawang Sari. Dua mahasiswi Prodi Akuntasi UWM ini melaju ke final dengan membawa ide bisnis yang diberi nama “Nasi Kucing Gundul”.

Kedua tim tersebut akan berkompetisi dengan 30 finalis lainnya yang berasal dari 21 perguruan tinggi negeri maupun swasta se-Indonesia. Jika Tim UWM berhasil lolos di semifinal, mereka akan melaju ke babak final yang digelar pada Rabu (8/3) mendatang.

source: IG @humas.uwm